Jumat, 12 Januari 2024

Buku Comic

 

1. Amazing Spider-Man



The one, true Amazing Spider-Man, Peter Benjamin Parker, made his triumphant return last month in the penultimate issue of “Superior Spider-Man.” 

Buku pengetahuan


 

1.Kecerdasan Emosional – Daniel Goleman

Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional

Apakah IQ adalah takdir? Ternyata tidak sebagaimana yang lumrah kita pikirkan. Gardner memperlihatkan mengapa orang yang ber-IQ tinggi mengalami kegagalan dan orang yang ber-IQ sedang menjadi sangat sukses. Penyebabnya adalah “kecerdasan emosional”, yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati, serta kecakapan sosial.

Kecerdasan emosional merupakan ciri orang-orang yang menonjol dalam kehidupan nyata: mereka yang memiliki hubungan dekat yang hangat dan menjadi bintang di tempat kerja. Ini juga ciri utama karakter dan disiplin diri, altruisme, serta belas kasih—kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan bila kita mengharapkan terciptanya masyarakat yang sejahtera.

Sebagaimana ditunjukkan oleh Goleman, kerugian akibat rendahnya kecerdasan emosional dapat berkisar dari kesulitan perkawinan dan mendidik anak hingga ke buruknya kesehatan jasmani. Rendahnya kecerdasan emosional dapat menghambat pertimbangan intelektual dan menghancurkan karier. Barangkali kerugian terbesar diderita oleh anak-anak, yang mungkin bisa mengalami depresi, gangguan makan dan kehamilan yang tak diinginkan, agresivitas, serta kejahatan dengan kekerasan.

Kabar gembiranya, kecerdasan emosional tidak ditentukan sejak lahir. Karena pelajaran-pelajaran emosional yang diperoleh seorang anak akan membentuk sirkuit otaknya, Goleman memberikan pedoman mendetail tentang bagaimana orangtua dan sekolah dapat memanfaatkan kesempatan emas masa kanak-kanak.

2. Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis – NADHIRA AFIFA

Almost Adulting
Almost Adulting

Dengan ribuan opsi karier dan penghargaan yang ada di dunia ini, kenapa saya cuma jadi medioker, ya?” Memasuki usia 20 tahun, saya mulai dihadapkan dengan berbagai pertanyaan terkait jati diri. Banyak pertanyaan yang menggelisahkan batin: sekian tahun ke belakang, sudah ngapain saja? Mau jadi apa di masa depan? Apa tujuan hidup saya? Will I ever be enough? Di situlah saya merasa, saya sedang mengalami masa quarter-life crisis—di mana hidup diisi banyak kebingungan karena tidak ada opsi ataupun karena terlalu banyak opsi. Tujuh tahun berlalu dan kebingungan itu ternyata masih ada. Menariknya, saya mulai bisa menerima bahwa kebingungan ini mungkin akan berlangsung seumur hidup, dan ternyata ini nggak masalah. So maybe after all, we’re not in crisis—we’re in the constant process of finding. Buku ini adalah salah satu bentuk refleksi dan penenangan diri bagi semua yang sedang mengalami krisis yang sama. Alih-alih be

3. 1984 – George Orwell






Jangan mengira membaca buku fiksi atau novel tidak ada ilmunya sama sekali, kamu salah besar. Buku 1984 karangan George Orwell ini merupakan suatu satiran terhadap ideologi komunisme yang menguasi hampir seluruh negara semasa itu. George Orwell menceritakan apa efek samping yang terjadi kalau suatu negara menerapkan ideologi komunisme. Kamu akan bergidik sewaktu membaca buku ini, bagaimana suatu kebebasan menjadi punah dan segala tatanan sosial telah diatur oleh orang partai yang selalu memantau masyarakatnya. Kamu akan banyak tau setelah membaca buku sastra fenomenal yang satu ini.

4. A Subtle Art of not Giving a F*ck – Mark Manson

Mungkin kamu bosan terus-menerus diberi tahu bahwa kunci dari kebahagiaan adalah dengan berpikir positif dan berada di antara orang-orang dengan energi positif. Di buku ini, Manson memberimu pandangan yang berbeda: tidak semua hal harus ditanggapi dengan positif. Buku A Subtle Art of not Giving a F*ck ini akan membuat kamu sadar bahwa kamu bisa lebih sehat dan bahagia dengan tidak sembarangan membuang energi, termasuk energi positif. Membaca buku ini juga memberi kamu kesempatan untuk melihat kembali pengalaman hidup sejauh ini dan bahkan terkadang, membuat kamu merasa ditampar oleh real-nya yang argumentasi sang penulis.

5. Guns, Germs and Steel – Jared Diamond

pictures.abebooks.com

Di buku Guns, Germs and Steel dengan sub judul The Fates of Human Societies, Diamond ini mendiskusikan perbedaan masyarakat di seluruh dunia dan bagaimana ketidaksejajaran bertahan. Jared Diamon dengan keras berdebat bahwa apapun keuntungan yang dimiliki orang-orang Eropa dalam menguasai dunia, lebih kesisi geografis dibandingkan dengan sisi genetik dan juga menjelaskan tentang tiga alat dalam penjajahan arsenal yaitu senjata, bakteri dan besi. Meskipun buku ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1997, buku ini merupakan bacaan penting buat mahasiswa manapun yang baru atau sedang menjalani masa perkuliahan. Buku ini akan memberikan kamu sebuah latar belakang tentang politik secara global dan membantu kemampuan kamu dalam pembicaraan apapun mengenai politik, sejarah, ekonomi dan sosiologi.

NOVEL

  1. Majnun – Anton Kurnia Majnun adalah kisah tentang cinta dan persahabatan, sekaligus semacam catatan kaki atas sejarah yang dilupakan. S...